Kamis, 28 November 2013

PEDOMAN PENANGANAN ZAT KIMIA UNTUK MENJAMIN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

PEDOMAN PENANGANAN ZAT KIMIA UNTUK MENJAMIN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

BAB I. PENDAHULUAN
Laboratorium  kimia  boleh  jadi  merupakan  suatu  tempat  yang  berbahaya,  terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting  yang  perlu  dimiliki seseorang  yang  bekerja  di  laboratorium  kimia.  Gambaran  ini disampaikan  tidak  dengan  maksud  untuk menakut-nakuti  seseorang  yang  akan  bekerja  di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Laboratorium  kimia  merupakan  sarana  penting  untuk  pendidikan,  penelitian, pelayanan,  serta  uji  mutu atau quality  control.  Berbagai  jenis  laboratorium  kimia  telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa  serta  lembaga  penelitian  dan  pengembangan. Karena  perbedaan  fungsi  dan kegunaannya,  dengan  sendirinya  berbeda  pula  dalam  desain,  fasilitas, teknik,  dan penggunaan  bahan.  Walaupun  demikian,  apabila  ditinjau  dari  aspek  keselamatan  kerja, laboratorium-laboratorium  kimia  mempunyai  bahaya  dasar  yang  sama  sebagai  akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.
Laboratorium  kimia  harus  merupakan  tempat  yang  aman  bagi  para  penggunanya. Aman  terhadap setiap  kemungkinan  kecelakaan  fatal,  dari  sakit  maupun  gangguan kesehatan. Hanya  dalam laboratorium  yang  aman    seseorang  dapat  bekerja  dengan  aman, produktif,  dan  efisien,  bebas  dari rasa  khawatir  akan  kecelakaan  dan  keracunan.  Keadaan aman  dalam  laboratorium  dapat  diciptakan apabila  ada  kemauan  dari  setiap  pengguna untuk  menjaga  dan  melindungi  diri.  Diperlukan  kesadaran bahwa  kecelakaan  dapat berakibat  pada  para  pengguna,  maupun  orang  lain    serta  lingkungan  di sekitarnya.  Ini adalah  tanggung  jawab  moral  dalam  keselamatan  kerja  yang  memegang  peranan penting dalam  pencegahan  kecelakaan.  Selain  itu,  disiplin  setiap  individu  terhadap  peraturan  juga memberikan  andil  besar  dalam  keselamatan  kerja.  Kedua  faktor  penting  tersebut bergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.
Tujuan  keamanan  laboratorium  adalah  menciptakan  suasana  laboratorium  sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen,  laboran,  siswa, mahasiswa)  tentang  keselamatan  kerja,  mengenal  bahaya  yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya. Pengenalan  sifat  dan  jenis  bahan  kimia  akan  memudahkan  dalam  cara penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan.  Pengetahuan tentang  nama  dan  kegunaan  alat  dan  bagaimana  cara penggunaannya  juga  sangat  penting.  Misalnya alat-alat  gelas  harus  diperiksa  sebelum digunakan.  Apakah  ada  yang  retak,  pecah,  atau  masih  kotor. Dalam  makalah  ini  akan diuraikan  tentang  bagaimana  perawatan  alat  dan  bahan  praktikum  kimia, bagaimana  cara penyimpanannya  sehingga  kerusakan  alat  dan  bahan-bahan  kimia  dapat  dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.



BAB II. ISI
SUMBER-SUMBER KERUSAKAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
Tidak  dapat  dielakkan  semua  alat-alat  lambat  laun  akan  mengalami  kerusakan karena dimakan usia, karena lamanya alat-alat tersebut, baik lama pemakaian maupun lama disimpan,  atau  disebabkan  oleh keadaan  lingkungan.  Sumber-sumber  kerusakan  yang disebabkan  keberadaan  alat  –alat    dan  bahan-bahan  kimia  di  dalam  lingkungannya  dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kelembaban udara yang tinggi dapat membuat alat-alat besi menjadi  berkarat.  Alat-alat  yang  terbuat  dari  logam  lain,  seperti  seng, tembaga,  kuningan  menjadi kusam.  Maka  dianjurkan  menghindarkan  alat-alat  tersebut bersentuhan dengan  udara.  Ada  beberapa usaha  yang  dapat  dilakukan,  misalnya  dengan jalan  mengecat alat-alat  tersebut,  memoles  dengan vaselin  atau  gemuk/lemak,  maupun divernis.  Sedangkan  yang  paling  baik  dan  terlihat  indah  ialah dengan  jalan  melapisi dengan logam yang tahan pengaruh udara, misalnya dengan krom atau nikel. Kelembaban udara juga menyebabkan terjadinya jamur pada lensa-lensa.  Bahan-bahan kimia yang sifatnya higroskopis harus disimpan di dalam botol yang dapat ditutup  rapat.  Bahan-bahan  kimia  semacam  ini  jika menyimpannya  tidak  benar,  maka akan berair, bahkan dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan adanya oksigen di udara akan mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia Kristal besi(II)  sulfat  yang  berwarna  hijau  muda,  akan  segera  berubah  menjadi  besi(III)  sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat penyimpanan tidak segera ditutup atau tidak rapat menutupnya. 

2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan  semua  alat  maupun  bahan  kimia  dalam  keadaan  kering.  Tempatkan  alat maupun  bahan dalam  tempat  yang  kering.  Alat  ataupun  bahan  mudah  rusak  bila dibiarkan dalam keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam tempat yang kering. Apalagi bahan kimia yang reaktif  terhadap air.  Logam-logam  seperti  Na,  K,  dan  Ca  bereaksi  dengan  air menghasilkan  gas  H2 yang  langsung terbakar  oleh  panas  reaksi  yang  terbentuk.  Zat-zat lain  yang  bereaksi  dengan  air  secara  hebat, seperti  asam  sulfat  pekat,  logam  halide anhidrat, oksida non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang  kering  dan  bebas  kebocoran  di  waktu  hujan.  Kebakaran  akibat  zat-zat di  atas  tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air. Cairan  yang  bersifat  asam  mempunyai  daya merusak  lebih  hebat  dari  air.  Cara  yang  paling  baik  adalah  dengan  mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di lemari asam. 

3. Panas/temperatur
Panas yang tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi kadang-kadang pemuaian tidak teratur sehingga bentuk alat-alat akan berubah sehingga fungsi alat-alat akan berubah. Pengaruh  temperatur  akan menyebabkan  reaksi  atau  perubahan  kimia  terjadi,  dan  juga mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi. Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mempunyai akibat yang serupa. Untungnya Indonesia beriklim tropis, sehingga penyebab kerusakan akibat panas tinggi dan terlalu rendah jarang terjadi di laboratorium kita

4. Mekanik
Benturan, tarikan, maupun tekanan yang besar harus dihindari, khususnya pada alat-alat yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah pecah (gelas), lentur (berubah bentuk) seperti alat-alat yang terbuat dari plastik, ataupun alat-alat yang bahannya bersifat sangat rapuh. Bahan-bahan  kimia  yang  harus  dahindarkan  dari benturan  maupun  tekanan  yang  besar adalah  bahan  kimia  yang  mudah  meledak,  seperti  ammonium nitrat,  nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT). 



5. Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia. Sebagai contoh  larutan kalium  permanganat,  apabila  terkena  sinar  UV  akan  mengalami  reduksi, sehingga  akan  merubah  sifat larutan  itu.  Oleh  karena  itu  untuk  menyimpan  larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat  juga  akan  rusak  jika  terkena  sinar  UV,  oleh  sebab  itu dalam  penyimpanan  harus dihindarkan dari pengaruh sinar UV.  Alat-alat  sebaiknya  juga  dihindarkan terkena  sinar  matahari  secara langsung,  sehingga dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela laboratorium.

6. Api
Api/kebakaran  dapat  terjadi  bila  tiga  komponen  berada  bersama-sama  pada  suatu  saat,dikenal dengan “segitiga api”
Ketiga komponen itu ialah:
  • Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)
  • Adanya  panas  yang  cukup  tinggi,  yang  dapat  mengubah  bahan  baker  menjadi  uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)
  • Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita)

Maka  pada  saat  yang  demikian  itulah,  oksigen  yang  mudah  bereaksi  dengan  bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan menghasilkan api. Api inilah  yang  selanjutnya  dapat mengakibatkan  kebakaran.  Maka  untuk  menghindari terjadinya  kebakaran  haruslah  salah  satu  dari komponen  segitiga  api  tersebut  harus ditiadakan.  Cara  termudah  ialah  menyimpan  bahan-bahan  yang mudah  terbakar  di tempat  yang  dingin,  sehingga  tidak  mudah  naik  temperaturnya  dan  tidak  mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya. 

7. Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan  kimia  mempunyai  sifat  khasnya  masing-masing.  Misalnya  asam  sangat mudah  bereaksi dengan  basa.  Reaksi-reaksi  kimia  dapat  berjalan  dari  yang  sangat lambat  hingga  ke  yang  spontan. Reaksi  yang  spontan  biasanya  menimbulkan  panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup.
Contoh reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat  dan  gula pasir  seketika  akan  terjadi  api.  Demikian  juga  kalau  kristal  kalium permanganate ditetesi dengan gliserin.

PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
Pemeliharaan  di  sini  bukan  berarti  alat  disimpan  dengan  baik  sehingga  alatnya selalu  utuh,  akan tetapi alat  tetap  dipergunakan  dan  agar  tahan  lama,  tentunya  perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan alat adalah:
- menyimpan pada tempat yang aman
- perawatan termasuk menjaga kebersihan
- penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
- menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.

Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya  alat gelas yang  akan  dipakai  untuk  pemanasan  harus  dipilih  dari  bahan  yang tahan  panas.  Bila  suatu  alat terbuat  dari  besi,  atau  sebagian  pelengkap  alat  terbuat  dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.

2. Berat alat.
Di  laboratorium  terdapat  alat  yang  ringan,  ada  yang  berat.  Untuk  alat-alat  berat  jangan disimpan  di tempat  yang  tinggi,  sehingga  sewaktu  mau  menyimpan  atau  mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.


3. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap  kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab  penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah  lembab  bila  alat  disimpan dalam  lemari  kemungkinan  besar  akan  ditumbuhi jamur.  Lensa harus  dijaga  jangan  sampai  berjamur. Lensa  obyektif  dan  okuler  cepat berjamur  di  daerah  lembab.  Salah  satu  cara  mencegah  pengaruh kelembaban  di  lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).

4. Pengaruh bahan kimia.
Dalam  laboratorium  terdapat  zat-zat  kimia.  Beberapa  zat  kimia  terutama  yang  korosif dapat mempengaruhi  atau  merusak  alat.  Oleh  karena  itu  zat-zat  kimia  harus  disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.

5. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam  penyimpanan  alat  perlu  diperhatikan  bahwa alat  yang  terbuat  dari  logam  harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam  dan  kaca,  misalnya Respirator  Ganong,  Kalorimeter.  Selain  alat  itu  sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam penyimpanannya  dipisahkan,  pada  waktu  hendak dipakai  barulah  dipasang  atau diset. Magnet  jangan  disimpan  dekat  alat-alat  yang  sensitif  pada magnet.  Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.

6. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium  harus dapat  menilai  mana  barang  yang  mahal,  dan  mana  barang  yang murah. Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman  atau  lemari  yang  pakai  kunci.  Barang  yang nilainya tidak  begitu  mahal  dapat disimpan  pada rak  atau  tempat  terbuka  lainnya.  Akan  tetapi  bila  ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.

7. Bentuk dalam set
Jenis  alat  dalam  bentuk  set  misalnya  set electromagnet,  semimicroapparatus.  Untuk menjaga  keawetan alat,  bila  telah  selesai  digunakan  hendaknya  disusun  kembali  pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam set electromagnet  harus  diperhatikan,  tidak  boleh disimpan  sembarangan  tanpa  aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya. Alat-alat  banyak menggunakan  baterai  kering  atau  basah.  Alat-alat  yang menggunakan baterai basah, ataupun alat yang menggunakan arus listrik, bila sudah selesai dipergunakan  hendaknya  segera  diputuskan  arusnya  atau disimpan  dalam  keadaan sleep.
Alat-alat  yang  menggunakan  baterai  kering  bila  selesai  digunakan  baterai  harus dikeluarkan,  dan waktu  menyimpan  baterai  harus  dikeluarkan  dari  alat  dan  alat  harus disimpan dalam keadaan sleep. Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan, osiloscope. Di  laboratorium  bentuk  alat  juga  beraneka ragam.  Banyak  alat  yang  bentuknya bundar,  alat  ini  harus  disimpan  sebaik  mungkin,  jangan  sampai terguling.  Ada  alat  yang harus  disimpan  dalam  keadaan  berdiri,  misalnya  hygrometer.  Cara menyimpan alat  ini sebaiknya  dalam  keadaan  tergantung.  Beberapa  jenis  thermometer  mempunyai  tempat khusus (tabung).  Setelah  selesai  dipergunakan  dibiasakan  menyimpan  atau  segera dimasukkan dalam tabungnya.
Perawatan  alat  secara  rutin  dapat  dilakukan.  Sebelum  alat  digunakan  hendaknya diperiksa  dulu kelengkapannya  dan  harus  dibersihkan  terlebih  dahulu.  Setelah  selesai dipergunakan  semua  alat  harus dibersihkan  kembali  dan  jangan  disimpan  dalam  keadaan kotor.  Demikian  juga  kelengkapan  alat tersebut  harus  dicek  terlebih  dahulu sebelum disimpan.  Lemari  untuk  menyimpan  alat  seringkali terkena rayap,  untuk  mencegah  rayap yang  dapat  merusak  berbagai  jenis  alat,  maka  secara  periodik  perlu disemprot  dengan antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur barus pada lemari penyimpanan. Setiap  alat  yang  agak  rumit  selalu  mempunyai  buku  petunjuk  atau  keterangan penggunaan.  Maka  sebelum  alat  digunakan  hendaknya  kita  membaca  terlebih  dahulu petunjuk penggunaan  alat  dan  petunjuk  pemeliharaan  atau  perawatannya.  Kita  ketahui bahwa  nama  alat  sama dan  fungsi  sama  kemungkinan  bisa  berbeda  cara  penggunaannya, karena  pabrik  yang  mengeluarkan berbeda  dan  tahun  pembuatannya  juga  berbeda.  Untuk itu  dianjurkan  agar  setiap  ada  alat baru  harus terlebih  dahulu  diperiksa  atau  dibaca  buku petunjuk sebelum digunakan.


PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA
  • Mengingat  bahwa  sering  terjadi  kebakaran,  ledakan,  atau  bocornya  bahan-bahan kimia  beracun dalam gudang,  maka  dalam  penyimpanan  bahan-bahan  kimia  selain memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan  di  atas  juga  perlu  diperhatikan  factor lain, yaituInteraksi  bahan  kimia dengan  wadahnya.,  bahan  kimia  dapat  berinteraksi  dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran.
  • Kemungkinan  interaksi  antar  bahan  dapat  menimbulkan  ledakan,  kebakaran,  atau timbulnya gas beracun


Dengan  mempertimbangkan  faktor-faktor  di  atas  ,  beberapa  syarat  penyimpanan  bahansecara singkat adalah sebagai berikut:
1. Bahan beracun
Banyak  bahan-bahan  kimia  yang  beracun.  Yang  paling  keras  dan  sering  dijumpai  di laboratorium sekolah  antara  lain:  sublimate  (HgCl2),  persenyawaan  sianida,  arsen,  gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat penyimpanan:
  • ruangan dingin dan berventilasi
  • jauh dari bahaya kebakaran
  • dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
  • kran  dari  saluran  gas  harus  tetap  dalam  keadaan  tertutup  rapat  jika  tidak  sedang dipergunakan
  • disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

2. Bahan korosif
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi
  • wadah tertutup dan beretiket
  • dipisahkan dari zat-zat beracun.


3. Bahan mudah terbakar
Banyak  bahan-bahan  kimia  yang  dapat  terbakar  sendiri,  terbakar  jika  kena  udara,  kena benda panas, kena  api,  atau  jika  bercampur  dengan  bahan  kimia  lain.  Fosfor  (P)  putih, fosfin  (PH3),  alkil  logam, boran  (BH3)  misalnya  akan  terbakar  sendiri  jika  kena  udara. Pipa  air,  tabung  gelas  yang  panas akan menyalakan  karbon  disulfide  (CS2).   Bunga  api dapat  menyalakan  bermacam-macam  gas.  Dari  segi mudahnya  terbakar,  cairan  organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:
  • Cairan  yang  terbakar  di  bawah  temperatur  -4oC,  misalnya  karbon  disulfida  (CS2),eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
  • Cairan  yang  dapat  terbakar  pada  temperatur  antara    -4oC  -  21oC,  misalnya  etanol(C2H5OH), methanol (CH3OH).
  • Cairan  yang  dapat  terbakar  pada  temperatur  21oC  –  93,5oC,  misalnya  kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak bakar.


Syarat penyimpanan:
  • temperatur dingin dan berventilas
  • jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
  • tersedia alat pemadam kebakaran



4. Bahan mudah meledak
Contoh  bahan  kimia  mudah  meledak  antara  lain:  ammonium  nitrat,  nitrogliserin,  TNT. Syarat penyimpanan:
  • ruangan dingin dan berventilasi
  • jauhkan dari panas dan api
  • hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

Banyak  reaksi  eksoterm  antara  gas-gas  dan  serbuk  zat-zat  padat  yang  dapat  meledak dengan dahsyat.  Kecepatan  reaksi  zat-zat  seperti  ini  sangat  tergantung  pada  komposisi dan bentuk  dari campurannya.  Kombinasi  zat-zat  yang  sering  meledak  di  laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:
· natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
· ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
· kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
· nitrat dengan eter
· peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
· klorat dengan asam sulfat
· asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
· halogen dengan amoniak
· merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)
· Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

5. Bahan Oksidator
Contoh: perklorat, permanganat, peroksida organik
Syarat penyimpanan:
· temperatur ruangan dingin dan berventilasi
· jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
· jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor




6. Bahan reaktif terhadap air
Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida. 
Syarat penyimpanan:
· temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
· jauh dari sumber nyala api atau panas
· bangunan kedap air
· disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder).\\

7. Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat  tersebut  kebanyakan  dengan  asam  menghasilkan  gas  yang  mudah  terbakar  atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
· ruangan dingin dan berventilasi
· jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
· ruangan  penyimpan  perlu  didesain  agar  tidak  memungkinkan  terbentuk kantong-kantong hydrogen
· disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat penyimpanan:
· disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
· ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
· jauh dari api dan panas
· jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida  jika  kontak  dengan  udara dan  cahaya.  Semakin  lama  disimpan  akan  semakin besar  jumlah  peroksida.  Isopropil  eter,  etil  eter, dioksan,  dan  tetrahidrofuran  adalah  zat yang  sering  menimbulkan  bahaya  akibat  terbentuknya peroksida  dalam  penyimpanan.  Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan.




BAB III. KESIMPULAN

Laboratorium  kimia  harus  merupakan  tempat  yang  aman  bagi  para  penggunanya. Dalam  hal  ini seorang  laboran  memegang  peranan  penting  dalam  menciptakan  suatu laboratorium yang aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang  ada  di  laboratorium  seorang  laboran  dapat mengetahui  bagaimana  cara  menangani bahan  kimia  tersebut,  termasuk  bagaimana  cara  menyimpan dengan  baik  dan  aman. Memang  bukan  hanya  faktor  bahan  kimia  yang  menyebabkan  keadaan  tidak aman,  factor lain seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja dengan baik keadaan  akan  menjadi  lebih  tidak  aman.  Pengetahuan  tentang  kegunaan  alat, perawatan  dan pemeliharaan  alat  juga  penting  untuk  menjaga  keawetan  alat.  Memang diperlukan  suatu  kerjasama dari  berbagai  pihak,  baik  dari  para  siswa, mahasiswa,  guru,  dosen sebagai  pengawas.  
Dalam  melakukan  praktikum  siswa ,mahasiswa  juga  dituntut  untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Peran guru/dosen sebagai pengawas juga penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan secara jelas  dan  sempurna  sebelum  dikerjakan  oleh  para  siswa, mahasiswa  dan  laboran.  Dengan kerjasama  yang  sinergis  dari  berbagai  pihak  maka  akan  tercipta  laboratorium  kimia  yang aman dan nyaman bagi semua orang yang menggunakannya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar